Sabtu, 06 November 2010

REVIEW "POST MODERN (1900-kini)"



Post Modern merupakan suatu konsep atau fenomena yang muncul akibat dari sebuah keterbatasan konsep modernisme dalam menjelaskan dan menguraikan dinamika kehidupan masyarakat modern yang semakin beragam dan rumit. Postmodern diwarnai oleh masyarakat yang pluralistik, fragmentasi politik dan kekuasaan, ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan ilmuwan, serta diskursus yang tidak berpadanan (incommensurable discourse).

Beberapa tokoh arsitektur ternama yang mengasumsikan definisi atau pengertian post modern, seperti Robert Venturi dan Charles Jenks. Robert Venturi yauti seorang arsitek sekaligus teoritisi awal konsep arsitektur post modern, dalam bukunya Complexity and Contradiction in Architecture (1966), memaparkan bahwa arsitektur post modern adalah konsepsi teoritis arsitektur yang memiliki beberapa karakter. Arsitektur postmodern lebih mengutamakan elemen gaya hibrida (ketimbang yang murni), komposisi paduan (ketimbang yang bersih), bentuk distorsif (ketimbang yang utuh), ambigu (ketimbang yang tunggal), inkonsisten (ketimbang yang konsisten), serta kode ekuivokal (ketimbang yang monovokal).

Sedangkan Charles Jenks yang diakui sebagai mahaguru arsitektur post modern, dalam bukunya The Language of Postmodern Architecture (1977), mengungkapkan post modern adalah suatu konsep bersistem yang menjadi azas pendapat untuk memberikan arah dan tujuan, jadi ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur postmodern bias lebih terarah dan sistematis.

Post modern juga memiliki fungsi sebagai kota, sebagai berikut:
Memberi ruang untuk pergerakan ekonomi dan kegiatan sosial kemanusiaan;
Memberi ruang untuk kebebasan berekspresi dalam arsitektur dan hak asasi;
Menjadi sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya dalam arsitektur modern agar bisa muncul dan terakomodasi;
Memberikan pembebasan bentuk-bentuk yang sifatnya dekoratif dan simbolik.

Arsitektur post modern juga memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dimaksud dalam arsitektur post modern menurut Charles Jencks, yaitu:
Double Coding of Style, memadukan modern dengan arsitektur lainnya.
Popular and pluralistic, gagasan umum yang memiliki fleksibilitas beragam.
Semiotic form, penampilan bangunan lebih mudah dipahami.
Tradion and Choice, merupakan hak-hak tradisional, penerapannya terpilih.
Artist / Client, bersifat seni (intern) dan bersifat umum (ekstern).
Elistist and participative, menonjolkan kebersamaan dan mengurangi sikap borjuis.
Piecemal, penerapan unsur-unsur dasar (tidak menyeluruh).
Architect, as representative and activist, arsitek sebagai wakil penerjemah perancangan dan secara aktif berperan serta dalam perancangan.
Faktor lain yang dibahas juga meliputi gaya dan ide-ide rancangan.


Faktor-faktor penentu arsitektur kota post modern:
a.Post modern adalah faham yang tak luput dari berbagai kritik yang dilontarkan banyak pihak.  Posmodern adalah modernitas yang sarat dengan problematik.
b.Postmodernisme tersebut sebagai sebuah problem sekaligus jalan keluar dari problem modern itu sendiri.
c.Menekankan pada bentuk-bentuk disain arsitektur yang  kacau balau, rumit, dan kontradiktif, ada atau tidak adanya orientasi – seakan tiadanya tanggung jawab arsitektur itu dalam memahami kultur dan seni populer.
d.Arsitek postmodern menginginkan arsitektur yang responsif pada konteks dan lebih relatif dalam gaya.


Post Modern sangat meninspirasi perkembangan arsitektur dunia kita yaaa :)

Jumat, 03 September 2010

MY REVIEW :)

Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai Paris van Java atau Paris-nya Jawa lantaran memang Bandung disebut-sebut sebagai Eropa-nya daerah tropis. Sedang dibanding daerah di Amerika, Bandung adalah kembarannya Miami, karena layaknya di Miami, di Bandung juga berdiri banyak bangunan tahun 1920-an yang berarsitektur deco, salah satunya adalah Hotel Savoy Homann. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk sehingga menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata.

Perkembangan Kota Bandung mulai terlihat pesat di tahun 2000-an dengan ditandai perubahan morfologi kotanya. Sebelumnya Bandung memborong 5 fungsi kota pemerintahan, perdagangan, industri, kebudayaan, dan pariwisata. Perubahan dalam aspek arsitektur kota juga terlihat walaupun Kota Bandung selalu mempertahankan gedung-gedung lama bersejarah yang menjadi kebanggaannya yaitu yang terletak di Jalan Asia Afrika.

Pembangunanpun terus meningkat seiring jalannya waktu, terutama pembangunan perhotelan. Dengan dijulukinya sebagai tujuan wisata terbaik di Indonesia dan didukung dengan kepadatannya menyebabkan Bandung mengabaikan penggunaan tata ruang kota.

Akibatnya keadaan lalu lintas yang semrawut dan kemacetan lalu lintas yang terjadi hampir di semua ruas jalan Kota Bandung, terutama pada pusat-pusat keramaian dan perbelanjaan. Kemacetan terjadi karena tidak seimbangnya antara luas badan jalan dengan jumlah kendaraan dan sistem transportasi umum yang tidak sesuai aturan. Dengan dibangunnya Jembatan Layang Pasupati (Pasteur-Surapati) pada tahun 2000 dan mulai digunakan pada tahun 2005 dapat mengurangi kemacetan Kota Bandung.

Kota Bandung yang kental akan keindahan arsitektur kota, pariwisata, dan budayanya menjadi nilai tambah untuk masyarakat dari dalam maupun luar negeri untuk mengunjungi dan mengaguminya. Sebagai masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bandung baiknya menjaga keindahannya juga menambah nilai estetika dengan membangun sarana-sarana yang mempunyai manfaat untuk kehidupan di masa yang akan datang. Juga untuk memajukan nama Indonesia di jagat dunia khususnya Kota Bandung.

Oleh karena itu, masyarakat Kota Bandung harus terlibat dalam proses perencanaan pembangunan kota karena jaman sekarang sudah tidak berlaku lagi pemerintah bekerja sendirian dengan mengabaikan peran serta semua elemen masyarakat. Di sinilah kita perlu menerapkan sistem pembangunan berkelanjutan sebagai sebuah harapan akan kenyamanan sebuah kota atas jati diri dan citra kota itu sendiri.


...safe Bandung!...

Membangun Bandung secara Ecopolis, Humanopolis, dan Technopolis

THE ARTICLE :

Saat ini Kota Bandung terus berbenag menata kotanya, lebih-lebih sebentar lagi akan menghadapi pesta akbar menyambut digelarnya peringatan Konfrensi Asia-Afrika. Mulai dari pemuatan jalan layang, perbaikan trotoar, saluran irigasi sampai dengan melakukan aneka rekayasa jalur lalu lintas kendaraan untuk menghindari terjadinya kemacetan disana-sini.
Kalau kita mau jujur, proses pembangunan visualisasi kota itu, sebenarnya mulai menggiat dan sangat berkembang pesat mulai lima tahun ke belakang, terutama pendirian berbagai pusat-pusat perbelanjaan di berbagai sudut-sudut Kota Bandung. Pokoknya, secara singkat dapat dikatakan kalau pembangunan berupa visualisasi kota ini identik dengan bentangan bangunan-bangunan tinggi.
Begitu juga yang menghiasi perjalanan Kota Bandung. Kota yang pernah menyandang predikat sebagai Kota Kembang dan Paris van Java itu, saat ini kelihatannya telah hilang "nyawanya". Salah satu penyebabnya ialah tidak konsistennya para pengambil kebijakan di Kota Bandung dengan rencana tata ruang kota yang telah disepakati pada awal perencanaan pembangunan Kota Bandung itu sendiri.
Sehingga tidak heran, adanya efek yang muncul dari pelanggaran tata ruang kota ini. Sebagai contoh adalah keadaan lalu lintas yang semrawut dan kemacetan lalu lintas yang terjadi hampir di semua ruas jalan Kota Bandung, terutama di sudut-sudut kota yang memiliki pusat-pusat keramaian dan perbelanjaan. Kondisi kemacetan itu terjadi, karena tidak seimbangnya antara luas badan jalan dengan jumlah kendaraan dan sistem transportasi umum yang tidak sesuai aturan. Sampai tahun 2000 panjang jalan di Kota Bandung secara keseluruhan baru mencapai 4,9% dari total luas wilayahnya dengan posisi idealnya mesti berada pada kisaran 15-20%. Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan penataan kawasan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk menjadikan kota ini menjadi kota terkemuka. Pada 25 Juni 2005, jembatan Pasupati resmi dibuka, untuk mengurangi kemacetan di pusat kota, dan menjadi landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2,8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi Ci Kapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara Kota Bandung.
Efek lainnya, adalah terjadinya perubahan kondisi udara Kota Bandung. Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Bandung, mengatakan bahwa temperatur udara di Kota Bandung telah meningkat 1 derajat celcius sejak tahun 1992. Dan inilah barangkali salah satu penyebab mengapa Kota Bandung tidak sesejuk dahulu di era tahun 1980-an.
Parahnya lagi, kondisi tersebut lebih diperburuk lagi dengan banyaknya lahan terbuka dan taman-taman kota yang telah beralih fungsi. Hal ini, menyebabkan suasana kota pun seakan-akan terasa sarekseuk. Lebih-lebih bila pada musim hujan, maka banjir pun siap menggenang di jalan-jalan Kota Bandung.
Selain dampak seperti ini, sebenranya masih banyak lagi permasalahan yang timbul di Kota Bandung ini, termasuk masalah persampahan, polusi udara, pencemaran limbah industri, kekeringan air, terjadi banjir dan lainnya.
Kalau kita mau jujur, adanya berbagai permasalahan yang muncul di perkotaan itu bila diteliti sebenrnya merupakan efek samping dari perkembangan Kota Bandung itu sendiri yang tidak terkendali. Hal inilah, sebenarnya yang seharusnya kita sadari bersama. Kita tidak mungkin dapat mengelak dari proses perkembangan kota ini. Tapi, disini yang harus sama-sama kita pikirkan adalah bagaimana caranya kita dapat mengeliminir segala efek negatif dari perkembangan sebuah kota itu, sehingga akhirnya eksistensi dan citra sebuah kota dapat dipertahankan keberadaannya.
Menyikapi adanya pertumbuhan sebuah kota ini, padahal jauh-jauh hari Doxiadis, telah meramalkan bahwa kota-kota yang ada di dunia ini, termasuk di Bandung akan tumbuh dan bengkak semakin besar, semakin kuat, dan sulit dikendalikan. Kota (polis) akan menjadi metropolis (kota raya), kemudian megapolis (kota mega), lalu menjadi ecumenopolis (kota dunia, dan bila tidak hati0hati akan berkakhir dengan kota mayat (necropolis).

Sumber : Arda Dinata dan info selengkapnya klik disini!

Jumat, 25 Juni 2010

Let's Go ORGANIC!

Makanan ataupun produk organik adalah sesuatu yang dibuat dengan proses se-natural mungkin. Bebas kimia, sehingga jauh lebih sehat untuk tubuh kita. HOW TO GET THEM? Baca infonya berikut ini deh...

BUBUR AYAM ORGANIK PAJAJARAN
...pembuatannya menggunakan beras organic, bebas MSG, dan bawang goreng + sambalnya juga tanpa pengawet...
Jalan Pajajaran No. 50 Bandung (Depan GOR Pajajaran, sebelum Rumah Sakit Melinda)


TOKO HORENSO
...ada sayuran, cemilan, sampai produk kecantikan lotion dan sabun yang terbuat dari bahan organic...
Jalan Fatmawati No. 8 Jakarta Selatan


HEALTHY CHOICE
...restoran organic pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2004. No teflon, alumunium & microwave, no trans fat, MSG free, save for diabetic!...
Jalan Kemang Raya No.32 Jakarta Selatan


WARUNG DAUN
... sambalnya sendiri bermacam-macam dan semuanya tanpa MSG!...
Jalan Pakubowono VI No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta


CHECK THIS OUT!!!

What have you done to prevent global warming?

Yuk kita lihat bagaimana pendapat anak muda-anak muda tentang usaha mereka untuk mengurangi pemanasan global....

GEORGIA IRINA :
Sejak 1 tahun yang lalu, keluarga gue memutuskan untuk nggak pakai AC dan memilih merenovasi rumah dengan menambah jumlah ventilasi dan meninggikan langit-langit. Supaya rumah menjadi lebih dingin tanpa harus pake AC. Yah, selain mencegah semakin parahnya global warming, tanpa AC, keluarga gue bisa lebih hemat dan akhirnya sisa uangnya masuk ke kantong gue deh, haha,, Lumayan kan?

DHEA :
Buat mencegah global warming, gue udah ngurangi bawa mobil sendiri untuk pergi-pergi. Apalagi kalo cuma ke kampus. Cukup naik busway aja, udah murah, cepet sampai tujuan, hemat bahan bakar dan skalian hemat uang bensin, hehe...

AYU :

Rajin nanem pohon di sekitar rumah. Kebetulan aku hobi berkebun, jadi aku menikmati banget kegiatan ini. Semakin banyak pohon yang ditanam, semakin sejuk pula Bumi kita. So, bravo reboisasi!!!

GLADYS :
Gue slalu memakai kertas di kedua sisinya, jadi nggak boros. Dengan begitu kan ngurangin jumlah pohon yang akan ditebang untuk bikin kertas. Terus kalo di rumah kebagian nyuci lantai garasi, biasanya gue pakai air sabun bekas nyuci baju. Kadang suka diketawain juga sih, tapi bodo deh. Gue yakin satu orang bisa membuat perbedaan, buktinya temen sebangku gue sekarang selalu make kertas di dua sisi.

VENNI :
Simple stuff, yaitu dengan mengubah kebiasaan buruk yang suka stand-by di depan komputer. Now i realize kalau 'bad habit' ini bahaya banget buat Bumi kita. Next step, gue akan buat artikel di blog tentang bahayanya global warming, biar semua orang tau dan mau berbuat sesuatu untuk save our planet!

Tertarik kah untuk melakukan hal yang sama? JELAS DOOOOONG! SAYANGI BUMI KITA!!!

(Sumber : Go Girl! 30 Juli 2007)

Rabu, 23 Juni 2010

Di Balik Pembuatan Film "Banjir Lagi? Apa Lagi Banjir?"

Nightyyyyy Blogggerssss :) apa kabar????

Antusias banget ya bisa dapet tugas pembuatan film dengan tema yang telah ditentukan, jadi sering jalan-jalan, main-main jugaaaaaaaaaaaaaa.......

Film "Banjir Lagi? Apa Lagi Banjir?" dari kelompok 5 TekKom ini ber-genre full dramatic!
Di dukung oleh pemain-pemain yang begitu kocak tapi serius dalam berakting dan tanpa harus take ulang.
Kayaknya emang udah pada bakat ya jadi artis, ahahahahaha....
Ini nih pemainnya :
Armianto Prakosa sebagai Planner
Hemas sebagai Planner
Anggun sebagai Big Boss
Rama sebagai Arsitek
Astrini sebagai Arsitek
Titi sebagai Arsitek
Eggy sebagai Reporter
Irnie sebagai Korban Banjir
dan saya Frientha sebagai Korban Banjir jugaaaaa...

Film kami ini all about planning dan banjir jadi kami juga berada di lokasi banjir di daerah sekitar stasiun Tawang....

Mau tau hasil film kami, ditunggu ya! Video akan segera saya upload :)

TEKKOM OH TEKKOM... Beruntung ku mendapatkanmu...

Mata Kuliah Teknik Komunikasi sungguh mata kuliah yang mengasyikkan :)

Karena pengajarannya yang tidak membosankan dengan tugas-tugas yang atraktif yang bikin jadi semangaaaaat :)

Dari tugas blog, poster, tugas besar yang disertai pembuatan film uuuuh kurang apalagi sih mata kuliah tekkom? Udah asooooooooooy bgt!

Plus Bu Nurini yang cara mengajarnya asyik :)

Ilmunya juga tersampaikan, yaitu kita jadi lebih baik tentang teknik berkomunikasi.....



I LOVE TEKKOM :)